Catatan pengawas terkait dengan fungsi pemeliharaan PSDA khususnya gugus adalah laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengelola gugus yang kurang berjalan efektif dan kurang representatif yang tidak dihadiri oleh semua pengelola gugus, namun untuk design LPJ dan format acara merupakan inovatif tersendiri dalam meningkatkan keakraban di antara pengurus dan pengelola gugus. Kebijakan voucer belanja pengelola gugus ternyata belum sepenuhnya efektif terkait dengan penilaian obyektif untuk menentukan yang berhak menerima voucher. Dalam merevisi ketentuan kebijakan voucher tentunya merupakan hal yang perlu dipahami bersama. Masih ada beberapa pengelola yang belum mengetahui hak dan kewajibannya sesuai yang termuat dalam konsep pedoman pemeliharaan dan pengembangan anggota sehingga harus disosialisasikan secara kontinue seiring dengan penyusunan SMG.
Gugus-gugus anggota (LP, KDC, SC, TC, dan Kewirausahaan) sebagian besar masih sibuk pada proses kaderisasi di gugusnya masing-masing, sedangkan gugus khusus memang belum banyak progress yang nyata. Tim Audio yang memiliki rencana launching Kopma UGM Channel pun belum terlaksana di triwulan I ini. Hal positif yang dilakukan pada triwulan ini adalah diberikannya kesempatan pada gugus Kewirausahaan (Takita Kado) untuk menjalankan bisnis, perlu pendampingan lebih dari pengurus.
PR terbesar PSDA sebagai penanggung jawab fungsi keanggotaan adalah mencetak kader dan mampu memberikan kegiatan riil bagi anggota. Hal inilah yang perlu diupayakan untuk triwulan-triwulan berikutnya karena triwulan I masih nampak sepi anggota. Argumen “anggota belum banyak aktif karena belum ada Diksar” nampaknya menjadi hipotesis yang perlu dibuktikan kebenarannya di triwulan selanjutnya.
Wednesday, May 9, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment